Jumat, 11 Juni 2021

Puisi: Resah

 Resah

Raihan Ma’ruf D.I

 

Malam biru berkawan bulan setengah.

Binar indah bunga api merah.

Jadi penutup kisah dan awal sebuah resah.

 

Sekilas bayang memandang hitam.

Di bibir jalanan tempat pejalan kaki berdiri.

Menanti dia yang sudah sendiri.

Sendiri dia yang menanti sudah pergi.

 

Sepasang mata yang dulu sampaikan dogmanya pada hati.

Kini berbalik dan mulai membuka kembali dialektika soalan lama.

 

Bisakah kamu melogikakan rasa?

Menjadikan satu antara benci dan cinta?

Atau menempatkan dua cinta dalam satu hati?

Atau jadikan hati sebagai tempat dua benci?

 

Dialog panjang berjalan sepanjang jalan.

Hati tetap ingin percaya, walaupun mata sudah berbicara.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar