Rabu, 11 April 2018


Jogja
Oleh: FM

Jogja...
Kota keberagaman berada
Kaya akan berjuta budaya
Penuh akan bangunan tua
Yang keindahannya tak perlu di tanya

Jogja...
Kota istimewa dengan tradisi
Walau sudah masuk era modernisasi
Budaya tertanam dalam jati diri
Sebagai anugerah indah sang ilahi

Diantara bangunan pengajar langit yang berdiri
Suara gamblang masih berbunyi
Berbalut suara sinden tua melengking tinggi
Pertanda budaya masih melekat dalam diri

Menyandang predikat agung kota budaya
Bak istana bagi seniman muda
Berlapis baru berinti lama
Memanjakan mata yang meresap dalam jiwa.





Catur
Oleh: Arelya Febriane

Puncak kejayaan adalah malapetaka
Struktur sosial berevolusi
Rendah hati menjadi hegemoni
Para pimpinan yang demokratis,
beralih jiwa jadi diktatoris

Menjilat pundi-pundi jelata
Kaum proletar terpenjara dalam liang ajal dunia
Sedang para borjuis berleha-leha bersolek perlente
Bangga dengan emas curiannya, mobil dan rumah hasil suapan semalam

Kami yang disebut hanya petani, buruh, dan kawanannya
Yang tak dapat mencicipi Krug 1928
Meneteskan peluh demi sesuap nasi
Memberi pakan para lakon pejabat

Sedang kalian yang bersorak-sorai atas pencurian
Yang memainkan pion-pion dengan tangan kanan
dan anggur merah ditangan kiri
Kelak akan mencicipi indahnya jahanam
Sungguh Tuhan-ku Maha Adil


Potret Mahasiswa Berprestasi
Adhis Thesa seorang mahasiswi kelahiran Pinrang, 5 September 1998 dengan berbagai prestasi membanggakan. Gadis yang pernah bermimpi menjadi seorang dokter ini memiliki berbagai prestasi terutama dibidang kepenulisan dan bidang non akademik diantaranya:  Juara I lomba puisi, menjadi Duta Parlemen Remaja Sulawesi Selatan, Juara I dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan, Juara II dalam peringatan Hari Tata Ruang. Juara III dalam lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) ke-47 yang diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dimana tulisan tersebut membawanya mengikuti ajang bergengsi kelas internasional yaitu Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) pada Mei 2016 lalu di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Selain itu, ketika menjadi mahasiswi ia berhasil meraih Juara I Idea Consep Paper (ICP) TEKNOLOGI, Juara I Lomba Esai Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh LIPI, Juara III dalam Lomba Esai Agraria Tingkat Nasional 2017 dalam rangka memperingati Dies Natalis Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional (STPN) ke-54 dan Hari Agraria serta Tata Ruang yang diselenggarakan atas kerjasama Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional dan Badan Pertahanan Nasional,dimana ia juga berhasil menjadi The Best Performance.
       Gadis yang akrab dipanggil Adhis ini mulai mengenal dunia kepenulisan sejak duduk di bangku SMA ketika ia bergabung dalam organisasi Karya Ilmiah Remaja (KIR). Selama mengikuti organisasi ini, ia pernah menjabat sebagai ketua di tahun kedua. Menulis baginya tidak lagi menjadi hobi, namun menjadi sebuah kebiasaan yang terus diasahnya setiap hari. Bahkan ia merasa ada sesuatu yang hilang ketika tidak menulis. Dalam proses belajar dibidang kepenulisan ini ia pernah mendapat cemoohan tentang tulisannya yang dikatakan sebatas sampah, berbagai kegagalan dalam perlombaan, tugas-tugas sekolahnya terbengkalai dan bahkan ia pernah dikeluarkan dari kelas sewaktu SMA karena seorang guru tersinggung dengan sikap Adhis yang terlalu mementingkan lomba kepenulisannya.
Berbagai cemoohan dan kegagalan yang dialami Adhis menjadi motivasi tersendiri baginya untuk terus menulis dan berprestasi. Selain itu, motivasi mengikuti berbagai perlombaan semasa SMA adalah keinginannya untuk eksis, menjadi juara, dan berprestasi dibidang non akademik. Dari menulis ia juga pernah mendapat hadiah laptop, kesempatan ke luar negeri tanpa biaya sendiri, dan pengalaman berharga yang dapat ia bagi dengan orang-orang disekitarnya sehingga motivasi untuk berprestasi Adhis bertambah. Dorongan dari berbagai pihak serta seorang profesor muda yang menginspirasinya membuat Adhis ingin terus berprestasi dan ia berharap agar suatu hari dapat menjadi professor di usia muda.
Pencapaian terbesar Adhis adalah ketika ia berhasil mengikuti perlombaan di Amerika Serikat pada Mei 2016. Namun perlombaan ini membuat ia harus mengubur mimpi untuk melanjutkan pendidikannya di jurusan kedokteran salah satu perguruan tinggi karena keterlambatan mendaftar. Ia yang memiliki latar belakang jurusan  Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) saat SMA, juga mendaftar di beberapa Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia sesuai jurusannya namun belum diterima.  Akhirnya ia mendaftar jurusan Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Yogyakarta melalui jalur prestasi. Ia memilih jurusan Pendidikan Sosiologi karena beberapa tema penelitiannya terkait dengan bidang Sosiologi Antropologi. Menurutnya jurusan ini merupakan bidang yang paling berpotensi dalam mengikuti berbagai perlombaan dibidang penelitian. “Ambillah tugas-tugas kalian untuk diikutkan lomba, ambillah kesempatan itu. Kalau mengerjakan tugas jangan setengah-setengah,” kata Adhis ketika ditanya tentang tips menjadi mahasiswa berprestasi.





Raker Putus Upgrading (lagi), Akankah ada Upgrading?

Rapat kerja pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2018  telah dilaksanakan pada hari Kamis 29 Maret 2018 yang bertempat di ruang Ki Hajar Dewantara Fakultas Ilmu Sosial UNY  pukul 14.00-17.00 WIB.
Rapat kerja tahun ini bersifat terbuka dengan mengundang perwakilan kelas, MPO (Majelis Pertimbangan Organisasi), pengurus harian Hima Dilogi periode 2016 dan 2017,  perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF), dan perwakilan Organisasi Mahasiswa FIS UNY.
Raker Hima Dilogi periode 2018 ini dibuka oleh Bapak Grendi Hendrastomo, M.A selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi FIS UNY. Berbeda dari raker yang telah terlaksana sebelumnya, kini terdapat sesi rekomendasi program kerja dalam susunan rangkaian acara. Dalam sesi ini, tamu undangan, Dosen Pembimbing Hima Dilogi 2018 beserta Ketua Jurusan juga ikut memberikan rekomendasi proker Hima Dilogi 2018. Rekomendasi yang bersifat membangun ini nantinya akan dibahas dalam rapat komisi masing-masing divisi.
Periode ini merupakan tahun ke dua Raker Hima Dilogi terpisah dengan upgrading pengurus, dan dilaksanakan sendiri oleh pengurus baru Hima Dilogi 2018.
“Dipisah dengan upgrading, ya biar bisa lebih fokus ke salah satu aja, biar lebih efektif dan efisien” – ujar Firgiawan Aldabi, selaku Ketua Hima Dilogi 2018.
Sontak keputusan itu menimbulkan banyak pertanyaan. Mengapa raker dan upgrading pengurus dipisah, dan bagaimana dengan upgrading, akankah diadakan kembali atau tidak? Berbagai macam dugaan pun muncul. Beberapa menduga bahwa upgrading pengurus sudah tidak akan dilaksanakan lagi dan beberapa yang lain menduga upgrading pengurus tetap dilaksanakan namun dalam kemasan yang berbeda.
“Tujuan raker dipisah agar lebih fokus dan bisa menampung aspirasi dari teman-teman. Jadi, bukan berarti tidak akan ada upgrading. Ya, upgrading tetap ada karena merupakan bagian dari proker hima juga” –lanjut Figiawan Aldabi.
Tentunya pada setiap tahun di dalam kepengurusan akan mengalami dinamika yang berbeda.
Upgrading sangat penting, pasti akan diadakan. Jadi, tunggu saja bagaimana kemasan upgrading tahun ini” tutup Figiawan Aldabi.