MEDIASI EDISI APRIL 2012
Minggu, 13 Mei 2012
Senin, 07 Mei 2012
AYO! JADI GURU PLUS-PLUS
Teman, apa yang kalian pikirkan sebagai mahasiswa pendidikan untuk 5 tahun kedepannya? Sebagian kecil dari kalian mungkin belum tahu akan kemana arah hidupnya, namun sebagian yang lain telah menentukan mau dibawa kemana hidup mereka. Orang yang menyadari posisinya sebagai mahasiswa pendidikan, dalam hatinya akan timbul kesadaran jikalau suatu saat ia akan menjadi guru. Pertanyaannya, seperti apakah kita saat menjadi guru nanti? Dan apa yang akan kita lakukan sebagai guru?
Dunia pendidikan tak pernah ketinggalan dari yang namanya guru. Profesi guru yang begitu mulia membuat guru mendapat julukan “pahlawan tanpa tanda jasa”. Sebagai seorang pendidik, tanggung jawab guru begitu besar. Peran sertanya dalam sekolah maupun masyarakat selalu dinanti-nanti.
Seiring berjalannya waktu, profesi guru kini dipandang tidak semulia dahulu. Profesi guru dianggap sebagai pekerjaan yang biasa saja. Guru kalah pamor dari dokter, notaris, arsitek, maupun pekerjaan lain yang mendapat gaji lebih banyak dari seorang guru. Permasalahan tersebut membuat generasi muda masa kini kurang minatnya untuk menjadi seorang guru.
Permasalahan yang kini nyata terlihat adalah banyaknya guru yang tidak menjalankan profesinya dengan baik. Guru dituntut bertanggung jawab dan berperan serta di sekolah maupun masyarakat, namun, guru saat ini lebih banyak berperan di sekolah daripada di masyarakat. Buruknya lagi, masih terdapat guru yang kurang berperan di sekolah. Mereka hanya mengajar namun tidak mendidik.
Problematika- problematika itu membuat pentingnya seorang guru yang plus-plus. Plus dalam mendidik dan mengajar dan plus dalam peran sertanya di masyarakat. Peran serta guru di sekolah bisa disebut dengan 3M yaitu Mendidik, Mengajar, dan Melatih. Tiga komponen itu yang dapat menjadi dasar awal guru untuk menjalankan profesinya di sekolah. kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru yaitu, kempetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Kompetensi sosial inilah yang dapat membantu guru untuk berperan di masyarakat.
Mengingat tanggung jawab guru yang begitu besar, harus disadari pula bahwa guru juga memegang tanggung jawab di sekolah untuk membawa anak didik menuju arah pendidikan yang lebih baik., meningkatkan kualitas mereka, dan membina mereka agar menjadi pribadi yang sesuai dengan harapan masyarakat. Bersangkutan dengan anak didik maka akan terhubung juga dengan cara pembelajaran di kelas. Pembelajaran di kelas ini, yang akan menjadi salah satu penentuan apakah guru itu plus-plus atau biasa saja. Mengapa bisa menentukan? Karena siswa yang akan menilai guru secara langsung, dan cara pembelajaran di kelas akan berdampak langsung pada siswa.
Salah satu cara guru plus-plus dalam metode mendidik adalah menggunakan joyful learning. Pembelajaran yang menyenangkan atau joyful learning yaitu menicptakan pembelajaran sedemikian rupa sehingga anak didik menjadi betah di kelas karena pembelajaran yang dijalani menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan berarti pembelajaran yang membuat anak didik tidak takut salah, ditertawakan, diremehkan, tertekan, sebaliknya anak didik berani berbuat dan mencoba, bertanya, mengemukakan pendapat/gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain. Pembelajaran yang menyenangkan merupakan solusi jitu untuk mengembangkan otak kanan dan otak kiri secara seimbang, caranya dengan menciptakan suasana pembelajaran yang relaks (tidak tegang), lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, mengaitkan materi ajar dengan kehidupan mereka, dan belajar dengan balutan humor, puisi, lagu, maupun teka-teki.
Demikianlah beberapa uraian untuk menyadarkan kita betapa pentingnya seorang guru. Dunia pendidikan tidak pernah berhenti untuk membutuhkan seorang guru, oleh karena itu ayo kita siapkan diri kita menjadi guru plus-plus yang bermanfaat bagi anak didik kita dan masyarakat. Menjadi guru yang plus mengajarnya, plus ilmunya dan plus strateginya.(EDS)
Sabtu, 05 Mei 2012
Spirit Jurnalis Muda
Berbagai tips dan trik memukau untuk menjadi jurnalistik hebat diutarakan pada saat workshop jurnalistik bertajuk “Mahasiswa Gak Nulis, Gak Kristis, Gak Ngeksis” yang diselenggarakan Hima Pendidikan Sosiologi pada tanggal 5 Mei 2012. Bertujuan untuk membantu mahasiswa memahami berbagai seluk beluk dunia jurnalistik. Seperti yang dikemukakan oleh Rizka Nur Sholiha sebagai ketua pelaksana workshop jurnalistik ini “Sebagai mahasiswa, kita harus memberikan kontribusi pada bangsa minimal melalui tulisan”
Banyak hal yang menarik juga pada workshop jurnalistik yang bertempat di Ruang Ki Hajar Dewantara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Bapak Agung Purwandono yang menjadi pembicara mengungkapkan berbagai pengalaman beliau yang jelas sudah banyak malang melintang di dunia jurnalistik. Beliau mengungkapkan pula pada saat membimbing anak SMA yang melakukan reportasi di berbagai tempat dan berbagai narasumber yang mereka harus hadapi, namun mereka dapat melewatinya dengan baik. Sungguh luar biasa anak SMA saja mau keluar dari zona nyaman mereka, masa kita mahasiswa tidak bisa. Ayo semangat jurnalis muda...
Banyak hal yang menarik juga pada workshop jurnalistik yang bertempat di Ruang Ki Hajar Dewantara Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. Bapak Agung Purwandono yang menjadi pembicara mengungkapkan berbagai pengalaman beliau yang jelas sudah banyak malang melintang di dunia jurnalistik. Beliau mengungkapkan pula pada saat membimbing anak SMA yang melakukan reportasi di berbagai tempat dan berbagai narasumber yang mereka harus hadapi, namun mereka dapat melewatinya dengan baik. Sungguh luar biasa anak SMA saja mau keluar dari zona nyaman mereka, masa kita mahasiswa tidak bisa. Ayo semangat jurnalis muda...
Minggu, 25 Maret 2012
Kunjungan Keluarga HMJ Pendidikan Sosiologi Unismuh
Kesibukan pagi hari Rabu, bertepatan dengan tanggal 21 Maret 2012. Sudah mulai terasa di sekretariat Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sosiologi. Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut saudara dari Makassar yang hari itu akan berkunjung.
Pukul 09.30 WIB segala persiapan telah selesai dilakukan dan pukul 10.00 WIB tamu yang ditunggu-tunggu datang. Disambut dengan senyuman hangat dan tawa persaudaraan rombongan yang berjumlah kurang lebih 45 orang dihantarkan ke Ruang Kanopi Dekanat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Neger Yogyakarta.
Seperti biasa acara dimulai dengan pembukaan, menyanyikan Lagu Indonesia Raya, sambutan-sambutan, yakni sambutan dari Bapak Ketua Jurusan, dan Ketua Hima Pendidikan Sosiologi saudara Budi Sulaeman serta perwakilan Dosen Universitas Muhammadiyah Makasar.
Acara dilanjutkan dengan forum diskusi yang dibersamai oleh Bapak Grendi Hendrastomo, MM., MA. Forum diskusi ini berjalan hangat dan lancar. Antusiasme mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makasar untuk berbagi dan menanyakan berbagai pengalaman pun luar biasa.
Kecerian tetap berjalan hingga acara perkenalan Hima dilanjutkan dengan hiburan. Hima Dilogi mempersembahkan penampilan terbaik Dilogistik dan HMJ Pendidikan Sosiologi pun tak mau ketinggalan, salah seorang mahasiswi menyanyikan sebuah lagu dan luar biasanya lagi Bapak Syarif yang merupakan salah seorang Dosen Unismuh turut berpartisipasi dengan melantunkan tembang bertajuk Ibu.
Semuanya bergembira, baik mahasiswa UNY maupun mahasiswa Unismuh. Ketika ditanyakan kepada salah seorang dari mahasiswa Unismuh yang diketahui bernama Emi, beliau mengungkapkan bahwa, “Saya senang sekali sekaligus bangga disini. Orang-orangnya ramah.”
Gadis berkerudung ini mengungkapkan semoga tahun depan ia dapat kembali lagi kesini. Tentu saja ini bukan harapan Emi saja tetapi harapan kita semua, semoga persaudaraan kita akan terus terjalin erat. Dan tentunya besar harapan Hima Dilogi dapat membalas kunjungan ke Makasar. Semoga saja.
Pukul 09.30 WIB segala persiapan telah selesai dilakukan dan pukul 10.00 WIB tamu yang ditunggu-tunggu datang. Disambut dengan senyuman hangat dan tawa persaudaraan rombongan yang berjumlah kurang lebih 45 orang dihantarkan ke Ruang Kanopi Dekanat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Neger Yogyakarta.
Seperti biasa acara dimulai dengan pembukaan, menyanyikan Lagu Indonesia Raya, sambutan-sambutan, yakni sambutan dari Bapak Ketua Jurusan, dan Ketua Hima Pendidikan Sosiologi saudara Budi Sulaeman serta perwakilan Dosen Universitas Muhammadiyah Makasar.
Acara dilanjutkan dengan forum diskusi yang dibersamai oleh Bapak Grendi Hendrastomo, MM., MA. Forum diskusi ini berjalan hangat dan lancar. Antusiasme mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makasar untuk berbagi dan menanyakan berbagai pengalaman pun luar biasa.
Kecerian tetap berjalan hingga acara perkenalan Hima dilanjutkan dengan hiburan. Hima Dilogi mempersembahkan penampilan terbaik Dilogistik dan HMJ Pendidikan Sosiologi pun tak mau ketinggalan, salah seorang mahasiswi menyanyikan sebuah lagu dan luar biasanya lagi Bapak Syarif yang merupakan salah seorang Dosen Unismuh turut berpartisipasi dengan melantunkan tembang bertajuk Ibu.
Semuanya bergembira, baik mahasiswa UNY maupun mahasiswa Unismuh. Ketika ditanyakan kepada salah seorang dari mahasiswa Unismuh yang diketahui bernama Emi, beliau mengungkapkan bahwa, “Saya senang sekali sekaligus bangga disini. Orang-orangnya ramah.”
Gadis berkerudung ini mengungkapkan semoga tahun depan ia dapat kembali lagi kesini. Tentu saja ini bukan harapan Emi saja tetapi harapan kita semua, semoga persaudaraan kita akan terus terjalin erat. Dan tentunya besar harapan Hima Dilogi dapat membalas kunjungan ke Makasar. Semoga saja.
Kamis, 15 Maret 2012
Yah Copot
Ku ingat waktu itu, tepat di bawah bayangan teduh pohon jati , batangnya tegak namun rantingnya sepi , tak memunculkan dedaunan hijau yang kemuning dikala kemarau tiba. Pagi yang masih terlalu muda Ia berjalan tanpa alas kaki tanpa energi, mencoba berbicara dengan embun tapi bibirnya yang kaku masih tersekat. Sepertinya ia mengharapkan kebugaran , aku mencoba bertanya dalam hati. Sebuah tempat berbentuk persegi ia duduk dengan lembutnya meniup lapisan debu tebal yang menempel di tembok . Ia duduk dengan kaki kanan menyilang ke kiri di sudut tempat itu. Sebuah tempat yang menjadi titik kebahagiaannya, bermain bersama plastik , kaleng dan pecahan beling. Entah seberapa banyak teman yang dia kenal di tempat itu. Ku berada lima langkah dibelakangnya searah pukul tiga . Jemariku mekar , perlahan dan pasti sebungkus pelastik berisi sampah kering ku letakkan tanpa suara gaduh. Bola mataku berhenti bergerak ,rasanya aku canggung menyorotnya lebih dekat .
“Edy Sedang apa kamu ?” ia melirikku .
“Eh Yuni.. ini Aku mau buang sampah (sambil tersenyum memaksa ) , sedang apa kamu di situ ?” ucapku sambil garuk-garuk kepala . Belum Ia menjawab pertanyaanku sebuah ranting jatuh di pundakku . Aku tersadar , mencoba menyambung ucapanku tadi .
“Oh ya sampai lupa ,udah semakin siang, Aku permisi dulu ya Yan”.
Sepertinya ia tak menghiraukan omonganku, spontan Aku berlari . Belum genap sepuluh langkah kedengarannya ia mengucapkan sesuatu.
“Edy, bolehkah Aku membuka isi pelastik ini ?” ( dengan suara riang dan lantang ). Aku mencoba mendekat dan ia melontarkan pertanyaannya lagi .
“Aku menginginkannya, itupun kalau kau tak keberatan” lanjutnya.
“Kenapa tidak Yani, tapi...” (berhenti berbicara) , tapi itu hanyalah sekantung sampah ,lagian isinya cuma kaleng susu bekas, bau tau”,balasku.
“Tidak masalah Aku hanya tertarik dengan itu” jawabnya dengan nada tegas. Hatiku seakan diayun-ayun dan Aku merasa Aku tak pantas mengatakan demikian.
“Ya itu terserah kamu saja Yun, Aku tak keberatan ,Ku harap Kau baik-baik saja.. Okeh ?” pintaku.
“Lima kaleng itu Akan saya bawa pulang, terima kasih banyak Ed” pintanya. “Ahh kamu Yun” ( wajah mengkerut).
Aku tersipu malu namun di sisi lain Aku heran dengan ucapannya , kenapa dia tau bahwa kaleng itu berjumlah lima buah. Ah lupakan saja , (ucapku dalam hati), kemudian Aku beranjak pergi. Sulit rasanya melangkah, sandal jepitku menempel di lumpur.
“Krekk... yah copot” kerena Aku tergesah-gesah akhirnya karet sandalku copot. Aku sedikit sedih sebab sandal ini baru Ku beli kemarin. Aku lekas membuangnya di tumpukan sampah, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Aku berlari tanpa alas kaki, karena letih Aku singgah di warung Bu Wati.
***
“Wah cah bagus kehujanan toh ?” tanya Bu Wati. “Iya Bu .. Bu tolong bikinin susu hangat rasa cokelat !” ( dengan nafas tersendat-sendat).
“Kamu dari mana, dari sawah ? tuh kakimu bersihkan dulu !” tegasnya. “Aku dari buang sampah Bu, sandalku copot”( sambil mengunyah gorengan) .
“Loh makanya jangan lari-lari ,kemarin si Dito ditabrak motor, di gang depan”.
“Dito ? Dito siapa Bu ?, Dani maksud ibu” tegasku.
“Oh iya Si Dani itu loh anaknya Pak Lurah” .
“ Oh ya Ia sudah baikan Bu, Bu Aku balik dulu , kedengarannya hujan udah mulai reda” (sambil menyerahkan uang).
***
Aku bergegas menuju rumah , Ku lihat pohon jati dekat tempat sampah itu tumbang. Aku berniat mengabarkan kepada Bapak , agar pohon tidak lagi mengganggu jalan. Namun Bapak ternyata tak ada di rumah. Ku tunda niatku ,ku lihat hari udah semakin sore dan hujan sudah reda. Pelangi mulai memunculkan panoramanya, udara sore yang hangat semakin Ku rasa, Ku lepas jaket yang ku kenakan. Aku duduk di depan teras dengan ditemani secangkir teh melati. Kemudian suara sandal terdengar jelas di kupingku, ternyata itu suara langkah kaki Yuni.
“Edy , sedang apa ?” ( tersenyum kecut). “Yuni .. sini minum teh bareng, pasti kamu kedinginan kan ?” (berdiri). Kemudian Ia menunduk , entah mengapa.
“Kamu mau kemana Yani , tumben sore gini Kamu tidak di masjid” ( dengan sedikit tawa).
“Aku mau bertanya sedikit tentang sesuatu, kamu punya waktu ?” ( melirik kebawah).
“Apa itu ? coba katakan Yuni, oh ya silahkan duduk kelihatannya kamu capek sekali” ( Sambil menggeser kursi kayu ).
“Serasa kemarin Aku melihatmu memakai sandal ini, ini Aku mau menyerahkannya kepadamu. Rasanya sandal ini masih layak kamu pakai” ( menyerahkan sepasang sandal).
“Sebanarnya Aku juga tak tega membuang sandal itu namun pada waktu itu Aku serasa sudah tidak membutuhkannya lagi, kamu sudah menambalnya ?” ( kedua tangan dibelakang).
“Iya , tadi Aku menemukannya di tempat sampah , sayangkan kalau dibuang begitu saja?” ( murung ).
“Aku merasa sungkan dengan mu Yun, Aku salut Kamu baik sekali . Ini Aku sudah membeli yang baru. Ya sudah , tapi kok kamu tidak memakai sandal ?”.( terheran)
“ Sandalku lagi dipakai Ibu pengajian di Masjid” ( jawabnya dengan nada pelan ).
“ Aku rasa kamu lebih membutuhkannya Yun” ( menyerahkan kembali ).
“Tidak usah , sebentar lagi Ibuku pulang.. tapi kalau kamu sudah punya yang baru Aku akan menyimpannya di rumah”( tersenyum melihatkan lesung pipi ). Kalau begitu Aku pulang dulu , mau bersih-bersih dulu. “Selamat Sore Edy” ( melambaikan tangan ).
“Hati-hati sampaikan salamku sama Ibu kamu Yun” ( menuju pintu ).
Aku merasa telah merepotkannya . Namun Aku malu dengan diriku sendiri , Ia sangat baik dan punya jiwa sosial tinggi. Selama ini Aku banyak belajar dari lakon Dia sebagai seorang Anak yang kuat dan tak mudah mengeluh. Terkadang Aku putus asa dari berbagai tekanan dalam hubungan keluargaku, keputusanku yang lalu untuk memilih meninggalkan rumah ternyata salah. Yunu telah membuka mata hati Aku untuk tetap menjadi pribadi yang berbudi pekerti ,walau terkadang hasilnya belum mampu membuat diri kita sendiri merasa bahagia.
“Nak , udah mandi belum .. jemput Adikmu di sekolah Dia sudah pulang” ( suara lantang ).
“Baik Bu , tapi Aku mandi dulu .. Oh ya Bu jemuran Ibu belum di angkat” ( berlari menuju kamar mandi).
“ Eh kamu , itu bukan jemuran kita , itu jemurannya Bu Tina , apa kamu ngelantur ?” ( sedikit canda tawa ).
***
Malam tiba , suara katak di sawah terdengar , harmonisasinya menunjkukkan pesta malam telah dimulai. Tak lama berselang suara terdengar di dapur , sepertinya itu sebuag galas kaca yang jatuh , Ibu kaget dan mencoba bartanya .
“Suara apa itu Ed ?, kulihat tikus hitam melewati meja. Ternyata sebuah toples gula yang berserakan dengan pecahan kaca yang sulit dibedakan. Ku mencoba membersihkan,tiba-tiba Ibu datang.
“ Sudah, Ibu saja yang membersihkan,lebih baik kamu beli ke warung” ( sambil menyarahkan uang lima ribuan).
Aku beranjak dari posisiku dan keluar, setibanya. Aku di warung Aku bertemu dengan Dani . Dia mengajakku bermain bola saat 17 Agustus besok. Kemudian tawarannya saya terima.
Keesokan harinya , bendera merah putih telah berjejer di rumah-rumah warga. Dani telah siap di lapangan dengan beberapa timnya. Aku pun mengajak teman-temaanku yang lain. Harapannya permainan nanti akan berkesan seru.
Permainanpun dimulai ,Aku lupa melepas sandalku . Sulit juga rasanya bermain bola dengan memakai sandal namun tak apalah ini hanyalah permaainan. Aku mencoba menggiring bola , namun Aku terjatuh. Sandal yang kupakai copot , Aku tak menghiraukannya. Aku terus berlari dan berharap memasukkan bola dengan tepat sasaran.
Satu jam berselang pertandinganpun usai, timku mengalami kekalahan. Kami senang bisa bermain bersama di hari yang bersejarah ini. Yuni datang menyerahkan sandal jepitku yang kemarin telah ia betulkan.
Dia berkata “Aku sangat yakin suatu saat nanti Kau akan membutuhkannya” ( sambil tersenyum kemudian lari ).
Aku berlari mengejarnya , “Yun.. kenapa sandalnya Cuma satu, satunya mana ?”
“Sonoh di tempat sampah , ambil sendiri.. ” (mengejek sambil tepuk-tepuk bokong).
#Yah Mungkin itu saja sedikit cerita dari saya.. semoga semuanya tetap gembira dan tak lupa salam kecut dari Edy :D
SEKIAN DULU YAH.....
Langganan:
Postingan (Atom)